Melihat blue fire

Blue fire terlihat samar samar diantara asap putih, kadang muncul beberapa detik terus menhilang lagi. blue fireBlue fire di tempatna setinggi 3 meter, namun terlihat pendek dari tempat terakhir yang bisa aku jangkau. Tempat selanjutnya adalah penurunan ke bawah, menuju kolam kawah gunung ijen sekitar 800-1000 m.

Tahun ini acara koordinasi pembuatan program kerja dilakukan tanggal 9-11 Februari 2018 antara lain di gunung ijen, sambil menikmati wisata gunung ijen. Koordinasi dengan peserta dari jember, bondowoso, situbondo, sidoarjo, nganjuk, Berau, dan Halmahera tengah sebanyak 55 orang. Panitia menfasilitasi peserta yang ingin melihat blue fire dengan kendaraan, petugas yang ditunjuk dan guide berangkat jam 01.00 wib.

Peserta yang akan melihat blue fire ternyata hanya 5 orang, beberapa orang yang telah mendaftar ke panitia mengundurkan diri dengan beberapa alasan. Aku sendiri tidak daftar karena kondisi fisik yang akhir akhir ini jarang olah raga, maka tidak mungkin. Aku daftar ikut langsung jam 01.00 wib karena jam 21.00 wib dapat informasi bahwa ada “jasa tandu” dari penambang belerang dengan harga Rp.600.000,00. Harga itu untuk “jasa tandu” naik dan turun. Aku memakai jaket dan membawa sarung.

Aku berangkat hari minggu jam 01.00 tanggal 11 Februari 2018 dari catimor homestay. Panitia mengabsen nama peserta yang ikut, ketika mobil baru berangkat. Mobil turun di tempat parkir, tempat terakhir mobil mengantarkan. Panitia mengurus surat ijin, aku membeli kaos tangan, penutup kepala dan sewa masker.

Panitia memperkenalkan guide kepada peserta, ketika mau berangkat. Guide memperkenalkan diri, bahwa dia penambang belerang yang sudah dilatih jadi guide. Guide banyak memberikan informasi dan petunjuk terkait yang akan dikerjakan peserta, naik gunung sampai dengan turun gunung ijen. Aku bertanya berapa harga “jasa tandu” naik dan turun gunung, dijawab Rp.800.000,00

Panitia mengajak peserta berangkat. Aku berangkat berjalan bersama 4 peserta, 1 panitia dan 1 guide.  100 meter sebelum warung kopi, aku tidak mampu dan pesan “jasa tandu” ternyata sebuah taranportasi dengan duduk manis. “Jasa tandu” banyak yang menawarkan, namun aku pasrahkan pada guide yang memilih. Aku cuma tanya berapa  harganya, apakah bisa turun harga.  Harganya Rp.700.000,00 harga pas. Penarik depan 2 orang sedangkan yang belakang 1 orang.

Istirahat di warung kopi untuk minum kopi, buang air kecil dan menunggu temen. Aku dengan “jasa tandu” lebih cepat sekitar 15-20 menit dari temen. Temen temen datang istirahat minum kopi dan pisang goreng.

Aku berangkat lagi dengan “jasa tandu” setelah temen temen berangkat duluan. Aku mendahului di jalan tidak sampai 5 menit. Aku diminta turun setelah di tempat yang tidak bisa menggunakan transportasi “jasa tandu”. Aku diantar pak Ali salah seorang dari “jasa tandu” turun ke kawah tempat dimana aku bisa lihat blue fire, tempat terakhir yang bisa dilalui oleh pengunjung dan bisa melihat blue fire. Alarm berbunyi berarti waktu menunjukkan jam 04.00 WIB. Penambang belerang lewat setiap 5-10 menit jalan dimana aku menikmati melihat blue fire. P Ali minta tolong kepada pengunjung agar minggir agar penambang dengan memikul belerang bisa lewat. Banyak sekali pengunjung yang berada di posisi itu, baik pengunjung dari dalam negeri maupun luar negeri.

Aku mengamati blue fire nan jauh di bawah sana. Asap putih terlihat dari bawah ke atas. Warna biru sekali kali muncul pendek beberapa menit menghilang, muncul lagi menghilang. Warna birumata atau blue fire itu tingginya 3 meter (Informasi dari pak Ali personel“ jasa tandu” yang aku sewa dimana sehari harinya sebagai penambang belerang), kalau dilihat dari sini pendek. Lampu senter banyak sekali menuju ke arah blue fire, menunjukkan banyak pengunjung yang jalan kaki menuju blue fire. Tempat dimana terdapat blue fire sekitar 800 – 1000 meter, dengan jalan turun yang tajam.

Penambang belerang jalan kaki dengan memikul belerang dengan berat maksimal 60 kg. Penambang harus memakai masker ketika mengambil belerang. Belerang ditumpuk diatas, setelah mencapai 3-4 ton baru diangkut dengan tranportasi yang dipakai “jasa tandu” ke bawah, tempat parkir mobil. Penambang langsung diberi uang sesuai harga belerang setelah belerang ditimbang.

Aku ketemu temen temen yang lain setelah 30 menit berada di posisi itu. Posisi dimana ada tulisan awas berbahaya dan ada pagar kuat yang bisa aku pegangi untuk mengurangi ketakutanku jatuh ke bawah. Aku naik dengan terpaksa dengan temen temen ketika kedatangan kabut putih datang, kabut ini padat dan membuat mata panas.

ijen2